Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Selasa, 29 Maret 2011

MUI : Kami Tak Alergi Hotel, Tapi.....

Minggu, 27 Maret 2011 09:00:16 WIB
Reporter : Harisandi Savari

Pamekasan (beritajatim.com) - Kalangan ulama dan masyarakat di Kabupaten Pamekasan tidak alergi terhadap pembangunan hotel.

Namun, sejalan dengan Kota Gerbang Salam, para ulama menghendaki hotel yang dibangun memiliki konsep hotel syar'i (sesuai hukum islam).

Pernyataan ini disampaikan Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan, KH Ali Rahbini Abdullatif, saat memberikan sambutan pada rapat kerja daerah (Rakerda) I, MUI Pamekasan.

Dalam Rakerda yang dihadiri Bupati Pamekasan, KH Khalilurrahman dan jajaran muspida, serta sejumlah ulama, tokoh masyarakat, Ali Rahbini menilai pembangunan Hotel dan Resort Potre Koneng, di Jl Raya Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, yang saat ini aktifitas pembangunannya dihentikan belum mencerminkan hotel yang islami.

"Kami sebagai ulama merekomendasikan kepada pemerintah dan pemilik hotel, baik yang akan membangun hotel baru dan yang sudah berdiri ini akan membaut buku panduan hotel yang islami dan sesuai dengan kultur masyarakat Madura,"kata Ali Rahbini.

Ditambahkan, untuk membuat panduan hotel islami ini, MUI menerima masukan dari ulama, pengasuh pondok pesantren dan tokoh masyarakat. Selanjutnya masukan ini digodok dan disodorkan kepada pemerintah.

Jika nanti panduan ini sudah jadi peraturan daerah (Perda) Pamekasan, maka semua pemilik hotel harus tunduk dan patuh pada perda. Baik yang akan membangun hotel maupun hotel yang sudah berdiri.

Ditanya apakah hotel yang islami itu, tidak boleh menyediakan fasilitas ruangan untuk karaoke walaupun karaoke keluarga, Ali Rahbini tidak mau menjelaskan, karena masalah ini masih akan dibahas dan digodok bersama di tingkat ulama.

Ditambahkan, keinginan ulama membuat konsep hotel islami ini, bukan lantaran kini sedang dibangun hotel itu (maksudnya Hotel Resort Potre Koneng), namun semata-mata lantaran banyak hotel di luar Madura yang dibangun tidak sesuai dengan konsep islami.

"Di negara islam di Arab Saudi, di sana banyak dibangun hotel berbintang. Tapi konsepnya islami. Jadi bukan berarti kami menolak pembangunan hotel, tapi harus yang islami," tegas Ali Rahbini.

Sementara, Bupati Pamekasan, KH Khalilurrahman, mendukung apa yang ditawarkan ulama terkait konsep hotel islami di Pamekasan.

"Kami mohon bantuan ulama untuk mengawal rencana pembangunan hotel di Pamekasan dan kami mendukung langkah ulama," kata Khalilurrahman.

Sementara itu, sejumlah perwakilan karyawan Hotel Resort Potre Koneng, mendatangi Polres Pamekasan, memepertanyakan kepada kapolres kapan kepastian kelanjutan pembangunan hotel itu.

Di hadapan Kapolres Anjar Gunadi, juru bicara karyawan hotel, Safiuddin mengatakan, sejak dihentikannya pembangunan hotel itu, sekitar 100 karyawan hotel menganggur, karena tidak punya pekerjaan lain.

"Kami ke sini minta kejelasan dari Bapak Kapolres, kapan kami bisa bekerja kembali di hotel itu. Sebab, penghentian pembangunan hotel itu membuat kami sengsara kehilangan mata pencaharian. Jika nasib kami dibiarkan terkatung-katung, kami akan unjuk rasa," ungkap Safiuddin.

Kapolres Anjar Gunadi mengatakan, ia sudah melakukan koordinasi dengan ulama dan pemkab. Anjar memita karyawan hotel tidak melakukan tindakan itu agar tidak menimbulkan gejolak.

"Kami berharap dengan kejadian ini, tidak ada pihak yang dirugikan," pungkasnya. [san]
http://www.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik_&_Pemerintahan/2011-03-27/96557/MUI_:_Kami_Tak_Alergi_Hotel,_Tapi.....


(Azis Maulana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar