Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Selasa, 12 Maret 2013

Ketua MUI Kecewa GTIS Menyimpang

JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin mengaku kecewa dengan Michael Ong, bos PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS). Hal itu menyusul perusahaan investasi emas bodong GTIS.

"Tentu kecewa karena ada penyimpangan. Ada nasabah yang menitipkan. Transaksinya tetap jual-beli, sampai di sini tak masalah. Setelah ada penitipan emas, baru ada penyimpangan," ujar Ma'ruf di sela acara peluncuran biografinya di Jakarta, Senin (11/3/2013) malam.

Mar'uf mengaku posisinya dalam GTIS sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah karena ditugaskan oleh Dewan Syariah Nasional. Klarifikasi ini meluruskan informasi bahwa GTIS lah yang menunjuk Ma'ruf sebagai anggota dewan.

"Nama resminya Dewan Pengawas Syariah. Itu bukan dicantumkan (GTIS), tapi Dewan Syariah Nasional menunjuk saya sebagai Pengawas. Bukan PT itu yang menunjuk saya," kata Ma'ruf menegaskan.

Kekecewaan Ma'ruf karena GTIS sejak awal berdiri memang hanya membatasi pada transaksi jual-beli. Belakangan terjadi penyimpangan aturan di mana perusahaan tersebut menerima penitipan emas dan ini dilakukan dengan nasabah.

Sebagai pengawas, tugas dan fungsi Ma'ruf adalah mengawasi agar perusahaan ini bekerja sesuai prinsip-prinsip syariah. Karena, MUI mengeluarkan sertifikat syariah kepada GTIS melalui prosedur, verifikasi dan lain sebagainya.

Seperti diberitakan sebelumnya, manajemen GTIS akhirnya mengakui bahwa dana nasabah dibawa kabur bekas direktur utamanya, Taufiq Michael Ong.

Namun, GTIS belum mau menyebut total dana nasabah yang dibawa kabur Michael Ong. Azidin, Dewan Penasihat GTIS, menyatakan belum menghitung dana nasabah yang dibawa kabur, detail jumlah dana nasabah di GTIS, dan tunggakan bonus.

Pengurus baru GTIS pun masih dia rahasiakan. Asal tahu saja, pada 4 Maret, GTIS menggelar rapat umum pemegang saham sekaligus memilih pengurus baru GTIS.

Azidin hanya menjamin bahwa GTIS memiliki cukup dana untuk membayar bonus dan tagihan kepada nasabah. Ia menyatakan, GTIS telah mendapatkan seorang investor besar dari dalam negeri yang bersedia membayar penggantian dana.

Siapa investor itu? Lagi-lagi Azidin merahasiakannya. "GTIS ini sudah berjalan bagus, makanya investor mau masuk," kata Azidin. Dengan dasar itu pula, dia akan menjalankan bisnis GTIS seperti sedia kala.

Seorang nasabah GTIS asal Jembatan Tiga yang mengaku bernama Udin berharap janji-janji GTIS bukan angin surga. "Kami berharap apa yang dijanjikan kepada kami bisa segera diberikan," kata Udin. (tribunnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar